UKSW Jadi Tuan Rumah Lustrum ASPIKOM

UKSW Jadi Tuan Rumah Lustrum ASPIKOMUniversitas Kristen Satya Wacana (UKSW) bekerjasama dengan Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) menggelar beragam kegiatan dalam rangka Lustrum dan Konferensi Nasional Komunikasi ASPIKOM 2017. Mengusung tema “Komunikasi dalam Membangun Kebersamaan dan Kemajemukan Bangsa” kegiatan ini dihelat Selasa (3/10) hingga Kamis (5/10) di kampus UKSW.

Dr. Rini Darmastuti S.Sos., M.Si. selaku ketua panitia menuturkan bahwa Lustrum dan Konferensi Nasional Komunikasi ASPIKOM 2017 diselenggarakan sekaligus sebagai peringatan 10 tahun terbentuknya ASPIKOM. Peringatan ini dituangkan melalui beragam kegiatan yaitu Rakernas, Seminar Internasional, Call for Paper, Workshop Fotografi, Videografi, PR, dan Marcomm Untuk Siswa SMU se-Jateng DIY, Napak tilas ASPIKOM, serta Rembug Nasional “Komunikasi Membangun Kebhinnekaan”.

“Peserta dalam kegiatan ini terdiri dari dosen, mahasiswa dan praktisi di bidang ilmu komunikasi dari berbagai daerah di seluruh Indonesia seperti seluruh pulau Jawa, Riau, Palembang, Padang, Medan, Gorontalo, Kupang, Bali, Flores dan Maluku Utara. Total lebih dari 170 peserta. Adapun call for paper diikuti oleh sedikitnya 115 makalah,” terang Rini.

Sementara itu melalui sambutannya dalam acara pembukaan kemarin, ketua umum ASPIKOM Dr. Heri Budianto, M.Si mengatakan Salatiga dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan Konferensi ASPIKOM tahun ini mengingat sejarah terbentuknya ASPIKOM juga berawal dari kota Salatiga. Selama tiga hari, dikatakan Heri akan dimanfaatkan untuk membangun sinergi agar pendidikan komunikasi Indonesia dapat berkembang semakin baik.

Turut hadir dalam pembukaan Lustrum dan Konferensi Nasional Komunikasi ASPIKOM antara lain Dadang Somantri Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jawa Tengah mewakili Gubernur Jateng, Rektor UKSW Prof. Dr (HC) Pdt. John A. Titaley, Th.D, serta pengurus ASPIKOM.

Rembug Nasional

Dalam Rembug Nasional yang digelar hari ini, Rabu (4/10) dibahas mengenai  tema “Komunikasi Membangun Kebhinnekaan”. Hadir sebagai narasumber yaitu Rektor Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Prof. Dr. I Nengah Duija, M.Si., Rektor UKSW, serta Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj.

Dihadapan ratusan peserta yang memenuhi Balairung UKSW, ketiganya memaparkan mengenai pentingnya komunikasi sosial guna membangun bangsa Indonesia yang majemuk. Prof. Dr. I Nengah Duija, M.Si berpendapat dibutuhkan pengendalian diri oleh tiap individu dalam menyikapi perihal kepentingan kelompok.

“Bicara tentang bangsa Indonesia kita tidak boleh melihat tinggi rendah. Melalui Pancasila yang kita pegang sebagai dasar negara, tiap individu harus patuh. Bangsa ini terdiri dari kelompok-kelompok masyarakat kalau semua hanya utamakan kepentingan kelompoknya ya tidak akan pernah terbangun komunikasi global,” tuturnya.

Adapun John A. Titaley berpendapat bahwa Indonesia tidak akan terpecah belah apabila masing-masing individu di dalamnya mau menaati apa yang tertuang dalam UUD 1945. John menegaskan apabila komunikasi yang dihadirkan adalah komunikasi yang menghargai perbedaan sosial tanpa diskriminasi terhadap warganya maka Indonesia akan menjadi besar. (chis/upk_bpha/foto:upk). sumber: uksw.edu

Fakultas Teknologi Informasi

Gedung Fakultas Teknologi Informasi
Kampus III Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Dr. O. Notohamidjodjo
Blotongan, Sidorejo, Kota Salatiga, 50715
Indonesia

fti@uksw.edu

© 2003 Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana