GameDev, sebuah komunitas game di Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menggelar sebuah pameran bertajuk Warung Games di Kantor Fakultas Teknologi Informasi. Pameran ini berlangsung selama tiga hari, mulai Senin (30/5) sampai Rabu (1/6).
Masuk ke dalam ruang pameran, pengunjung seakan masuk ke dalam sebuah warung. Pengunjung cukup duduk di tempat yang sudah disediakan dan panitia yang berdandan ala pelayan warung dengan memakai celemek akan menawarkan barisan “menu” berupa game. Sebut saja Combat Deck, Detektif BK, VunVita, Mission of Glory, Motivathem, S’marangan, Shame Tower, Midas. Jangan takut kalau tak punya teman, panitia siap jadi lawan main pengunjung.
Salah satu permainan yang banyak dicoba pengunjung adalah Shame Tower. Permainan kartu ini digunakan untuk membedakan antara tindakan baik dan buruk, bisa dimainkan 2 sampai 6 orang. Pemain harus membuang kartu keburukan dan mengumpulkan kartu kebaikan untuk dapat keluar sebagai pemenang. Nah, kartu-kartu tersebut disusun seperti tower.
“Seru juga. Harus jaga keseimbangan ketika kita memasang kartunya. Semakin tinggi semakin menengangkan. Selain menyusun kartu, disetiap kartu juga ada tulisan tindakan baik dan buruk. Jadi semacam diingatkan,” cerita David Yudanto mahasiswa FTI yang ditemui disela dia memainkan game ini.
Lainnya adalah Yoko, Tanaka dan Radifa. Ketiganya datang dari Semarang untuk menyaksikan langsung pameran ini. Ketika ditemui, mereka sedang asyik bermain sebuah permainan papan, The Rescuer”s Journey. Permainan ini adalah tentang simulasi penanganan bencana alam yang membutuhkan kerjasama antar pemain agar secepatnya memberikan bantuan ke daerah bencana. Pemilihan peran, mencari sumber dan ketepatan strategi, menjadi kunci memenangkan permainan ini.
“Permainan ini memang membuat kita mikir, tapi kita juga bisa belajar ambil keputusan yang cepat. Seru lah,” terang Yoko.
Yoko, Tanakan dan Radifa juga anggota komunitas game di Semarang, Kobar. Mereka menyambut baik gelaran pameran ini. “Selain buat main, bisa buat menunjukkan kalau permainan itu tidak hanya gadget saja. Lewat permainan seperti ini kita bisa dapat kebersamaannya dan juga sosialisasi, beda dengan permainan gadget yang cenderung individu,” papar Radifa.
Setidaknya ada 25 permainan dalam bentuk board game (permainan papan) dan card game (permainan kartu) yang dipamerkan kali ini. Berawal dari anggota komunitas yang terdiri dari dosen dan mahasiswa yang suka memainkan beragam permainan papan dan kartu, puluhan bentuk permainan diciptakan.
Yovita Febriana, ketua panitia pameran yang juga mahasiswa Prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) FTI UKSW menuturkan hingga hari kedua penyelenggaraanya, sedikitnya 200 orang mengunjungi pameran ini. Tidak hanya mahasiswa UKSW saja, namun juga beberapa anggota komunitas game dari semarang dan kota lainnya.
“Ada juga hasil board game yang sudah ikut kompetisi nasional yang akan kami pamerkan yaitu S’marangan dan The Rescuer”s Journey. Lewat pameran ini kita ingin lebih mengenalkan permainan papan dan kartu kepada masyarakat. Selama ini hanya sedikit jenis permainan papan dan kartu yang dikenal,” kata Ovie saat disinggung tujuan komunitasnya menggelar acara ini.
Warung Games masih bisa dinikmati hari ini, sampai dengan pukul 16.00 WIB. Pameran ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. (upk_bphl/foto:upk).